Cara Memilih dan Mendesign Penempatan Alat Pemadam Api Portable
Fire Extinguisher Selection & Placement Design
Alat pemadam api portable bisa menyelamatkan jiwa dan harta benda apabila digunakan dengan benar. Alat pemadam api portable ini bisa digunakan untuk menangani api dalam skala kecil atau yang masih bisa dikendalikan dan tidak membahayakan bagi operator selagi menunggu petugas pemadam kebakaran tiba dilokasi.
Sebelum menentukan jumlah dan jenis alat pemadam api portable yang akan digunakan pada suatu bangunan/gedung, maka kita perlu melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi serta jenis hazard occupancy untuk area yang akan diproteksi
2. Mengetahui luas area yang akan diproteksi
3. Menentukan rating portable extinguisher yang akan digunakan serta menghitung jumlah kebutuhan portable extinguisher untuk area yang diproteksi
4. Menentukan kapasitas (berat) portable extinguisher yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik occupant
Menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi
Sebagaimana dibahas dalam artikel terdahulu (lihat juga artikel : “mengenal alat pemadam api portable”, bahwa terdapat beberapa teory yang dipakai dalam mengklasifikasikan kebakaran, Indonesia sendiri mengadopsi standar NFPA 10 yang membagi kebakaran dalam 5 klasifikasi, antara lain :
Klas A : kebakaran dari benda padat yang mudah terbakar, seperti kayu, kertas, dll
Klas B : kebakaran dari cairan yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, dll
Klas C : kebakaran dari benda-benda electrical
Klas D : kebakaran yang melibatkan material logam, dan
Klas E : kebakaran dari minyak masak dan lemak.
Urgency menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi ini tidak lain adalah untuk menentukan media pemadam yang digunakan dalam pemadam api portable agar dapat digunakan secara efektif.
Menentukan hazard occupancy atau potenisi bahaya pada peruntukan atau pemanfaatan area yang akan diproteksi
Terdapat 3 jenis klasifikasi fire hazard, antara lain :
Light (low) hazard, yaitu apabila area dimana jumlah bahan mudah terbakar kelas A termasuk finishing material-nya, dekorasi serta bahan lain-nya tersedia dalam jumlah kecil, sebagai contoh : kantor, ruang kelas, ruang kursus, guest room didalam hotel, dan lain-lain.
Ordinary hazard, yaitu apabila suatu area memiliki jumlah bahan mudah terbakar kelas A dan kelas B jauh lebih banyak dari ketentuan dalam klasifikasi light hazard, misalnya : ruang makan, toko, ruang penelitian ilmiah, dan lain-lain.
Extra (high) hazard, yaitu apabila yaitu apabila suatu area memiliki jumlah bahan mudah terbakar kelas A dan kelas B jauh lebih banyak dari ketentuan dalam klasifikasi ordinary hazard, misalnya : bagian dapur dari rumah makan atau restoran, toko kayu atau furniture, bengkel, dan lain-lain.
Mengetahui luas area yang akan diproteksi
Luas area yang akan diproteksi dapat dihitung dari project drawing atau shop drawing dari bangunan gedung tersebut. Dari luas area tersebut kita dapat menentukan jumlah kebutuhan alat pemadam api portable untuk memproteksi area tersebut.
Menentukan rating dan menghitung kebutuhan alat pemadam api portable untuk area yang akan diproteksi
Setelah mendapatkan data-data diatas, maka kita dapat menentukan rating dan menghitung kebutuhan alat pemadam api portable untuk area yang akan diproteksi.
Ketentuan mengenai minimum rating alat pemadam api portable untuk suatu hazard occupancy, maksimum luas area yang diproteksi serta jangkauan maksimum (travel distance) untuk menjangkau alat pemadam api portable ini dapat dilihat pada table 3-2.1 (untuk klasifikasi bahaya kebakaran kelas A) dan table 3-3.1 (untuk klasifikasi bahaya kebakaran kelas B) pada NFPA 10, Standard for Portable Extinguisher.
click pada gambar untuk memperbesar
Setelah itu, kebutuhan alat pemadam api portable bisa dihitung dengan rumus berikut :
En = Ta / (Ma.Er)
Dimana:
En : Extinguisher need (jumlah alat pemadam api portable yang dibutuhkan)
Ta : Total area
Ma : Maximum area untuk Single extinguisher
Er : Minimum extinguisher rate
Contoh :
Luas area : 50.000 SQft
Hazard type : Ordinary Hazard
Berapa FE yang dibutuhkan ??
Jawab :
Minimum FE rate requirement untuk “ordinary hazard : 2A
Maksimal area untuk single extinguisher / single unit A = 1500 Sqft
Maka;
En = Ta / (Ma.Er)
En = 50.000 / (1500.2)
= 50.000 / 3000
= 16.6 atau 17 unit extinguisher dengan rating 2A
Karena pemilihan portable extinguisher yang multi purpose atau bisa menangani lebih dari satu kelas kebakaran sangat dianjurkan, maka kita dapat menyandingkan rating 2A tersebut dengan kelas yang setara, yaitu 10B:C. maka dapat disimpulkan, untuk bangunan tersebut membutuhkan 17 unit portable extinguisher dengan rating 2A10B:C.
Nah.. sekarang kita dapat menentukkan rating dan jumlah kebutuhan alat pemadam api portable yang dibutuhkan suatu bangunan gedung, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis extinguishing agent serta kapasitas alat pemadam api portable yang sesuai dengan rating dan klasifikasi kebakaran pada area tersebut. Yang perlu diingat bahwa prinsip pemilihan alat pemadam api portable, antara lain :
1. Efektifitas dari alat pemadam api portable untuk memadamkan api dengan klasifikasi yang sesuai, serta;
2. Kemudahan dalam penggunaannya (berkaitan dengan volume atau kapasitas).
Untuk hal ini, table A-2-1 dari NFPA 10 dapat digunakan sebagai pedoman
click pada gambar untuk memperbesar
Masih berkaitan dengan contoh pertama, dimana bangunan dengan luas area 50.000 SQft, membutuhkan 17 unit portable extinguisher dengan rating 2A 10B:C, maka alat pemadam api yang cocok dengan rating tersebut adalah Dry powder (ammonium sulfate) type storage pressure / cartridge dengan berat antara 1 – 17 Lb atau antara 0.454Kg s/d 7.718Kg. Apabila rata-rata bangunan tersebut dihuni oleh wanita, maka penggunaan alat pemadam api portable dengan kapasitas dibawah 5 Kg akan lebih efektif untuk dipasang, karena pertimbangan lebih mudah digunakan.
Kebakaran akan menciptakan kondisi strees dan kepanikan. Namun agar kebakaran besar dapat dihindari, maka penghuni dituntut untuk mampu memilih alat pemadam api portable yang sesuai dengan klasifikasi kebakaran dengan cepat dan benar dibawah tekanan yang diciptakan oleh kondisi tersebut. Berikut beberapa tips yang akan sangat membantu memperkecil kesalahan dalam pemilihan jenis portable extinguisher serta serta mempercepat response time penanggulangan kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api portable, antara lain :
1. Tempatkan alat pemadam api portable berdekatan dengan sumber bahaya yang mungkin memicu timbulnya kebakaran;
2. Pilih alat pemadam api portable yang mampu menangani lebih dari satu jenis klasifikasi kebakaran (klas A,B,C lebih banyak disarankan karena sangat multi-purpose)
3. Tandai alat pemadam api portable dengan jelas berikut panduan penggunaannya
4. Berilah pelatihan kepada penghuni secara teratur sehingga mereka bisa terbiasa menggunakan dan memilih alat pemadam api portable secara cepat dan benar.
Distribusi atau penempatan alat pemadam api portable
Prinsip penempatan alat pemadam api portable:
1. Sesuai dengan hazard occupancy area yang diproteksi
2. Tidak terhalang dan mudah dilihat
3. Berdekatan dengan pintu keluar atau pintu masuk
4. Penempatan pada dinding atau ditempatkan didalam box khusus dengan jarak 4” s/d 48” atau 10 cm s/d 1,2 meter dari permukaan lantai
5. Jarak maksimum dari titik terluar area yang diproteksi ke lokasi penempatan alat pemadam api portable (travel distance) tidak lebih 75ft atau 22,86 meter
Alat pemadam api portable bisa menyelamatkan jiwa dan harta benda apabila digunakan dengan benar. Alat pemadam api portable ini bisa digunakan untuk menangani api dalam skala kecil atau yang masih bisa dikendalikan dan tidak membahayakan bagi operator selagi menunggu petugas pemadam kebakaran tiba dilokasi.
Sebelum menentukan jumlah dan jenis alat pemadam api portable yang akan digunakan pada suatu bangunan/gedung, maka kita perlu melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi serta jenis hazard occupancy untuk area yang akan diproteksi
2. Mengetahui luas area yang akan diproteksi
3. Menentukan rating portable extinguisher yang akan digunakan serta menghitung jumlah kebutuhan portable extinguisher untuk area yang diproteksi
4. Menentukan kapasitas (berat) portable extinguisher yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik occupant
Menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi
Sebagaimana dibahas dalam artikel terdahulu (lihat juga artikel : “mengenal alat pemadam api portable”, bahwa terdapat beberapa teory yang dipakai dalam mengklasifikasikan kebakaran, Indonesia sendiri mengadopsi standar NFPA 10 yang membagi kebakaran dalam 5 klasifikasi, antara lain :
Klas A : kebakaran dari benda padat yang mudah terbakar, seperti kayu, kertas, dll
Klas B : kebakaran dari cairan yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, dll
Klas C : kebakaran dari benda-benda electrical
Klas D : kebakaran yang melibatkan material logam, dan
Klas E : kebakaran dari minyak masak dan lemak.
Urgency menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi ini tidak lain adalah untuk menentukan media pemadam yang digunakan dalam pemadam api portable agar dapat digunakan secara efektif.
Menentukan hazard occupancy atau potenisi bahaya pada peruntukan atau pemanfaatan area yang akan diproteksi
Terdapat 3 jenis klasifikasi fire hazard, antara lain :
Light (low) hazard, yaitu apabila area dimana jumlah bahan mudah terbakar kelas A termasuk finishing material-nya, dekorasi serta bahan lain-nya tersedia dalam jumlah kecil, sebagai contoh : kantor, ruang kelas, ruang kursus, guest room didalam hotel, dan lain-lain.
Ordinary hazard, yaitu apabila suatu area memiliki jumlah bahan mudah terbakar kelas A dan kelas B jauh lebih banyak dari ketentuan dalam klasifikasi light hazard, misalnya : ruang makan, toko, ruang penelitian ilmiah, dan lain-lain.
Extra (high) hazard, yaitu apabila yaitu apabila suatu area memiliki jumlah bahan mudah terbakar kelas A dan kelas B jauh lebih banyak dari ketentuan dalam klasifikasi ordinary hazard, misalnya : bagian dapur dari rumah makan atau restoran, toko kayu atau furniture, bengkel, dan lain-lain.
Mengetahui luas area yang akan diproteksi
Luas area yang akan diproteksi dapat dihitung dari project drawing atau shop drawing dari bangunan gedung tersebut. Dari luas area tersebut kita dapat menentukan jumlah kebutuhan alat pemadam api portable untuk memproteksi area tersebut.
Menentukan rating dan menghitung kebutuhan alat pemadam api portable untuk area yang akan diproteksi
Setelah mendapatkan data-data diatas, maka kita dapat menentukan rating dan menghitung kebutuhan alat pemadam api portable untuk area yang akan diproteksi.
Ketentuan mengenai minimum rating alat pemadam api portable untuk suatu hazard occupancy, maksimum luas area yang diproteksi serta jangkauan maksimum (travel distance) untuk menjangkau alat pemadam api portable ini dapat dilihat pada table 3-2.1 (untuk klasifikasi bahaya kebakaran kelas A) dan table 3-3.1 (untuk klasifikasi bahaya kebakaran kelas B) pada NFPA 10, Standard for Portable Extinguisher.
click pada gambar untuk memperbesar
Setelah itu, kebutuhan alat pemadam api portable bisa dihitung dengan rumus berikut :
En = Ta / (Ma.Er)
Dimana:
En : Extinguisher need (jumlah alat pemadam api portable yang dibutuhkan)
Ta : Total area
Ma : Maximum area untuk Single extinguisher
Er : Minimum extinguisher rate
Contoh :
Luas area : 50.000 SQft
Hazard type : Ordinary Hazard
Berapa FE yang dibutuhkan ??
Jawab :
Minimum FE rate requirement untuk “ordinary hazard : 2A
Maksimal area untuk single extinguisher / single unit A = 1500 Sqft
Maka;
En = Ta / (Ma.Er)
En = 50.000 / (1500.2)
= 50.000 / 3000
= 16.6 atau 17 unit extinguisher dengan rating 2A
Karena pemilihan portable extinguisher yang multi purpose atau bisa menangani lebih dari satu kelas kebakaran sangat dianjurkan, maka kita dapat menyandingkan rating 2A tersebut dengan kelas yang setara, yaitu 10B:C. maka dapat disimpulkan, untuk bangunan tersebut membutuhkan 17 unit portable extinguisher dengan rating 2A10B:C.
Nah.. sekarang kita dapat menentukkan rating dan jumlah kebutuhan alat pemadam api portable yang dibutuhkan suatu bangunan gedung, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis extinguishing agent serta kapasitas alat pemadam api portable yang sesuai dengan rating dan klasifikasi kebakaran pada area tersebut. Yang perlu diingat bahwa prinsip pemilihan alat pemadam api portable, antara lain :
1. Efektifitas dari alat pemadam api portable untuk memadamkan api dengan klasifikasi yang sesuai, serta;
2. Kemudahan dalam penggunaannya (berkaitan dengan volume atau kapasitas).
Untuk hal ini, table A-2-1 dari NFPA 10 dapat digunakan sebagai pedoman
click pada gambar untuk memperbesar
Masih berkaitan dengan contoh pertama, dimana bangunan dengan luas area 50.000 SQft, membutuhkan 17 unit portable extinguisher dengan rating 2A 10B:C, maka alat pemadam api yang cocok dengan rating tersebut adalah Dry powder (ammonium sulfate) type storage pressure / cartridge dengan berat antara 1 – 17 Lb atau antara 0.454Kg s/d 7.718Kg. Apabila rata-rata bangunan tersebut dihuni oleh wanita, maka penggunaan alat pemadam api portable dengan kapasitas dibawah 5 Kg akan lebih efektif untuk dipasang, karena pertimbangan lebih mudah digunakan.
Kebakaran akan menciptakan kondisi strees dan kepanikan. Namun agar kebakaran besar dapat dihindari, maka penghuni dituntut untuk mampu memilih alat pemadam api portable yang sesuai dengan klasifikasi kebakaran dengan cepat dan benar dibawah tekanan yang diciptakan oleh kondisi tersebut. Berikut beberapa tips yang akan sangat membantu memperkecil kesalahan dalam pemilihan jenis portable extinguisher serta serta mempercepat response time penanggulangan kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api portable, antara lain :
1. Tempatkan alat pemadam api portable berdekatan dengan sumber bahaya yang mungkin memicu timbulnya kebakaran;
2. Pilih alat pemadam api portable yang mampu menangani lebih dari satu jenis klasifikasi kebakaran (klas A,B,C lebih banyak disarankan karena sangat multi-purpose)
3. Tandai alat pemadam api portable dengan jelas berikut panduan penggunaannya
4. Berilah pelatihan kepada penghuni secara teratur sehingga mereka bisa terbiasa menggunakan dan memilih alat pemadam api portable secara cepat dan benar.
Distribusi atau penempatan alat pemadam api portable
Prinsip penempatan alat pemadam api portable:
1. Sesuai dengan hazard occupancy area yang diproteksi
2. Tidak terhalang dan mudah dilihat
3. Berdekatan dengan pintu keluar atau pintu masuk
4. Penempatan pada dinding atau ditempatkan didalam box khusus dengan jarak 4” s/d 48” atau 10 cm s/d 1,2 meter dari permukaan lantai
5. Jarak maksimum dari titik terluar area yang diproteksi ke lokasi penempatan alat pemadam api portable (travel distance) tidak lebih 75ft atau 22,86 meter