PENANGANAN KORBAN DALAM KEADAAN DARURAT
Malapetaka adalah suatu bencana yang ditimbulkan oleh manusia atau
alam dan dapat menimpa siapa saja. Kita sebagai manusia tentu akan
melakukan suatu usaha agar dapat membantu, paling tidak dapat mengurangi
penderitaannya.
Macam bencana ada 2 :
1. Bencana yang ditimbulkan oleh manusia seperti perang, kecelakaan pesawat, motor, dan lain sebagainya
2. Bencana yang ditimbulkan oleh alam seperti banjir, gempa bumi, topan dan lain sebagainya
Tahap – tahap pertolongan pada Keadaan Gawat Darurat :
1. Meminta pertolongan
a. Amankan penderita
b. Hubungi ambulans dengan menelpon 118
c. Tertibkan masyarakat
d. Lakukan prosedur gawat darurat
2. Melakukan resusitasi
Pertolongan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi jantung yang terganggu guna kelangsungan hidup
3. Menghentikan pendarahan
Caranya :
a. Menekan dengan jari tangan
Dilakukan
pada pembuluh darah yang dekat pada permukaan kulit, contoh : Arteri
temporalis superfisialis, arteri fasialis, arteri subclavia, arteri
carotis komunis, arteri brachialis, arteri femoralis
b. Penekanan dengan kain bersih / sapu tangan pada luka
Letakkan bagian yang bersih langsung diatas luka dan tekanlah
c. Balut tekan
Luka
ditutup kasa steril kemudian dibalut diatasnya, letakkan benda keras
kemudian diperban sehingga dapat menahan dan perdarahan dapat terhenti
d. Torniket (hanya pada keadaan anggota badan terputus
Tutup ujung tungkai yang terputus dengan kain bersih dan bagian yang terputus dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berisi es
4. Memasang bidai dan pembalut
5. Transportasi
Tingkatan Pertolongan
1. Prioritas Pertama
Semua
luka yang mengenai saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan pada
pernafasan, semua luka yang mengeluarkan pancaran darah atau syok karena
pendarahan hebat
2. Prioritas Kedua
Luka tusuk perut, kerusakan pembuluh darah atau cedera kepala tertutup dengan kesadaran yang terus menurun
3. Prioritas Ketiga
Cedera tulang punggung yang memerlukan dekompresi, cedera lutut, cedera mata, dan lain sebagainya
Beberapa cara pertolongan yang harus dilakukan pada keadaan tertentu :
A. Kesulitan Bernafas (Respiratory Distress)
Pasien
yang tidak bernafas perlu segera diberi pernafasan buatan dari mulut ke
mulut. Bila gagal, kemungkinan ada sumbatan pada saluran pernafasan,
usahakan mengeluarkannya.
Kekurangan
pernafasan bisa sangat tersamar, sehingga sulit diketahui. Keracunan
makanan dengan kuman botulisma, penyakit guillan-Barre, keracunan
antikolin esterase menyebabkan kelumpuhan otot pernafasan untuk
sementara waktu saja. Penyakit miastenia gravis menyebabkan kelumpuhan
otot pernafasan juga, tetapi bila cepat diberi suntikan prostigmin,
dapat mengembalikan pekerjaan otot yang lumpuh itu. Apabila suntikan
tidak bereaksi, perlu segera dilakukan intubasi, agar tidak terjadi
pneumonia aspirasi atau infeksi paru – paru secara tidak langsung. Dan
bila intubasi belum juga dapat mengembangkan paru – paru dengan
memuaskan, maka perlu dilakukan segera pernafasan dengan mesin paru –
paru (mechanical ventilators)
- Sumbatan saluran pernafasan
Setiap
pasien yang mengalami gangguan pernafasan harus dipikirkan tentang
kemungkinan terjadinya sumbatan pada saluran pernafasan
- Sumbatan pada saluran pernafasan bagian atas
Hal-hal
yang sering menyebabkan sumbatan pada saluran pernafasan bagian atas
adalah spasme pada laring, edema atau kelumpuhan laring, trauma trakea,
atau kemasukkan benda asing ke dalam tenggorokan. Penanganan obstruksi
saluran pernafasan adalah trakeotomi, intubasi endotrakeal, atau
mengeluarkan benda asing melalui bronkoskopi
- Sumbatan mendadak pada Bronki dan Bronkioli
Adanya
sumbatan pada bronki dan bronkioli dapat didengar dengan stetoskop,
yaitu terdengar ekspirasi pernafasan bertambah lama dan berisik seperti
halnya pada asma
Adanya
pneumotoraks pentil (tension pneumothoraks), penting sekali untuk
segera diketahui karena bila udara berada di antara dinding paru – paru
dan dinding dada (rongga pleura) tidak segera dikeluarkan, dapat sangat
membahayakan jiwa pasien. Pneumotoraks dapat juga terjadi selama
dilakukan bronkoskopi, torakosentesis, atau pada pasien yang mendapat
pernafasan buatan dengan mesin. Pengobatan tension pneumotoraks adalah
melakukan aspirasi (penyedotan) udara dengan torakosentesis
Adanya
edema paru – paru akur mudah diketahui yaitu gejala dispne, takipnea,
dan batuk dengan banyak riak. Pada pasien yang disertai penyakit
jantung, sputumnya tampak berwarna merah darah. Periksalah denyut nadi,
tekanan darah, suhu badan, dan frekuensi pernafasan karena adanya
penyakit tekanan darah tinggi, infeksi dan aritmia paroksismal akan
mempermudah terjadinya edema paru - paru
- Sumbatan pada arteri pulmonaria
1) Emboli akut pada arteri pulmonaria
Terkadang
emboli pada arteri pulmonaria dapat menimbulkan keadaan gawat darurat
dengan gejala syok, sianosis dan kegagalan jantung
2) Kesulitan pernafasan bukan dari paru – paru
Dapat disebabkan oleh asidosis. Asisdosis dapat menyebabkan takipnea dan kussmaul, karena itu asidosis harus segera diperbaiki.
B. Syok
Adalah suatu keadaan yang ditandai dengan tidak cukupnya perfusi darah ke dalam jaringan.
Gejala :
1)
Tekanan darah di dalam arteri menurun terutama terlihat pada arteri
radialis di pergelangan tangan dan arteri karotis di leher
2) Anggota gerak, terutama jari – jari kaki dan tangan terasa dingin, lembab, dan membiru
3) Gangguan kesadaran sebagai akibat jaringan otak yang kekurangan darah adalah berupa gelisah, mengantuk sampai pingsan
4) Urine berkurang akibat kekurangan darah pada ginjal
5) Terjadi tatikardi dan hiperpnea
6) Tekanan sistolik di bawah 90 mmHg dan diastolik di bawah 60 mmHg
Sebab dan akibat syok :
1) Jumlah darah yang beredar kurang (syok hipovolemi)
a.
Kehilangan darah, akibatnya darah yang kembali ke jantung berkurang,
sehingga darah yang beredar berkurang juga. Pengobatannya ; beri
transfusi darah lengkap
b.
Kehilangan plasma, contoh pada luka bakar derajat ketiga, dermatitis
yang luas. Pengobatannya ; beri infus plasma manusia atau plasma
expander, sampai denyut nadi menjadi kuat kembali
c.
Kehilangan cairan elektrolit, terjadi karena muntah terus – menerus,
buang – buang air. Pengobatannya ; beri segera minum air yang dicampur
garam dan gula (oralit)
2) Pengeluaran darah dari jantung (cardiac output) berkurang
a. Tamponade pericardium
Pembungkus
jantung berisi cairan. Cairan ini mendesak jantung sehingga mengurangi
isi jantung dan mengganggu denyut jantung. Gejala ; Peningkatan tekanan
darah vena dan menyempitnya jarak tekanan sistolik dan diastolik
b. Penyakit miocardium (otot jantung)
Jantung
tidak dapat menguncup dengan baik, sehingga pengeluaran isi sekuncup
pun berkurang. Gejala ; Bunyi jantung seperti derap kaki kuda, perubahan
pada EKG dan sakit pada dada
c. Penyakit katup jantung
Pada
stenosis (penyempitan) katup darah tidak dapat dipompakan habis keluar.
Jantung akan berusaha memenuhi kebutuhan badan dengan mempercepat
denyut atau memperkuat pemompaan. Kalau jantung tidak mampu lagi, darah
dari jantung akan berkurang. Pada kelemahan (insufisiensi) katup, darah
yang dipompakan akan kembali ke dalam jantung
d. Emboli paru – paru
Emboli
paru – paru mengganggu kembalinya darah vena ke atrium kiri, sehingga
pengeluaran darah dari ventrikel kiri berkurang. Adanya emboli paru –
paru akan menimbulkan takipnea, sianosis, dan bendungan pada pembuluh
darah vena, terutama pada vena jugularis di leher
e. Gangguan metabolisme
Gangguan
metabolisme menimbulkan asidosis, alkalosis, atau hipotensi sehingga
menyebabkan otot jantung tidak dapat berkontraksi dengan baik. Adanya
gangguan metabolisme dapat dilihat dari timbulnya pernafasan Kussmaul,
Sianosis dan penyakit paru – paru kronis
3) Hipotensi neurogen
a. Anafilaksis
Sebagai akibat dari reaksi antigen-antibodi, tekanan arteriol perifer menurun
b. Refleks vagal
Sebagai
akibat tindakan perawatan atau perasaan nyeri di dalam perut, maka
timbul refleks nervus vagus yang mengakibatkan timbulnya bradikardi dan
menurunnya tahanan arteriol
c. Farmakologis
Terjadi blokade susunan saraf otonom sehingga tahanan arteriol menurun
d. Obat sedativa berlebihan
Dosis sedative berlebihan menyebabkan peredaran darah vena mengurang, sehingga menimbulkan stupor dan koma
4) Gabungan dari ketiga itu
a. Perforasi alat – alat dalam badan
Pada
perforasi alat dalam terjadi pengurangan isi darah yang beredar dan
tahanan arteriol yang menurun karena terjadi pendarahan dan perasaan
nyeri yang hebat.
Gejala : Dinding perut kaku dan nyeri bila ditekan
Pengobatannya
: Bila ada gejala hipovolemi, diberi infus garam fisiologis (isotonis)
lalu dilakukan pembedahan untuk menutup perforasi yang terjadi
b. Septikima
Pada
septikimia terjadi gangguan pengambilan oksigen dari paru – paru,
gangguan pada isi sekuncup jantung maupun tahanan pembuluh darah perifer
Gejala : Kesadaran menurun, menggigil, dan demam
Pengobatannya
: Beri antibiotika yang mempunyai spektrum luas. Bila ada tanda – tanda
hipovolemi, berilah infus cairan garam fisiologis
C. Koma dan Gangguan Kesadaran
Banyak
hal yang dapat menimbulkan koma atau gangguan kesadaran, misalnya
terlalu banyak minum – minuman yang mengandung alkohol, epilepsi,
perdarahan intrakranial, dan lain sebagainya
Pengobatannya :
1. Periksa apakah pernafasan dan peredaran darahnya baik. Bila terjadi gangguan, berilah infus fisiologis dan oksigen
2.
Buatlah anamnesis dari keluarganya untuk mengetahui kemungkinan sebab
koma atau gangguan kesadaran itu. Apakah ada trauma yang menyebabkan
perdarahan epidural atau subdural hematoma
3. Konsultasikan segera ke dokter
D. Nyeri Abdomen Akut
Penyakit yang dapat menimbulkan nyeri akut adalah :
1. Peradangan setempat
a. Apendisitis akut
b. Kolesistitis akut
2. Perforasi yang menimbulkan peritonitis
a. Ruptura esofagus
b. Perforasi lambung, duodenum, usus halus, kandung empedu, dan kandung kemih
c. Peritonitis karena zat kimia atau bakteri
3. Obstruksi (sumbatan) usus
a. Hernia
b. Volvulus
c. Invaginasi
d. Ileus batu empedu
4. Penyakit vaskular
a. Emboli arteri mesenteri
b. Aneurisma aorta abdominalis yang pecah atau terlalu mengembang
5. Perdarahan intraperitoneum
a. Limpa pecah
b. Aneurisma
c. Kehamilan ektopik yang terganggu
6. Perdarahan retroperitoneum
a. Laserasi (robekan) ginjal
b. Patah tulang punggung
7. Torsio strangulasi (terpelintir)
a. Tumor ovarium yang terpelintir
b. Omentum terpelintir
c. Testis yang belum turun terpelintir
Pertolongan :
Nyeri
abdomen akut ini suatu keadaan yang harus cepat diketahui penyebabnya
dan secepatnya diatasi dahulu rasa sakitnya dan segera dibawa ke rumah
sakit terdekat agar dapat mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat
dalam waktu singkat sehingga korban terselamatkan