Entri yang Diunggulkan

  Operasi pada Confine Spaces ( ruang sempit) Seiring kemajuan jaman, Dinas Pemadam Kebakaran sebagai institusi dituntut untuk memberikan ...

Sunday, August 12, 2012

CARA MENEMPATKAN APAR ALAT PEMADAM API RINGAN

 

Cara Memilih dan Mendesign Penempatan Alat Pemadam Api Portable

Fire Extinguisher Selection & Placement Design

Alat pemadam api portable bisa menyelamatkan jiwa dan harta benda apabila digunakan dengan benar. Alat pemadam api portable ini bisa digunakan untuk menangani api dalam skala kecil atau yang masih bisa dikendalikan dan tidak membahayakan bagi operator selagi menunggu petugas pemadam kebakaran tiba dilokasi.
Sebelum menentukan jumlah dan jenis alat pemadam api portable yang akan digunakan pada suatu bangunan/gedung, maka kita perlu melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi serta jenis hazard occupancy untuk area yang akan diproteksi
2. Mengetahui luas area yang akan diproteksi
3. Menentukan rating portable extinguisher yang akan digunakan serta menghitung jumlah kebutuhan portable extinguisher untuk area yang diproteksi
4. Menentukan kapasitas (berat) portable extinguisher yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik occupant

Menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi
Sebagaimana dibahas dalam artikel terdahulu (lihat juga artikel : “mengenal alat pemadam api portable”, bahwa terdapat beberapa teory yang dipakai dalam mengklasifikasikan kebakaran, Indonesia sendiri mengadopsi standar NFPA 10 yang membagi kebakaran dalam 5 klasifikasi, antara lain :
Klas A : kebakaran dari benda padat yang mudah terbakar, seperti kayu, kertas, dll
Klas B : kebakaran dari cairan yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, dll
Klas C : kebakaran dari benda-benda electrical
Klas D : kebakaran yang melibatkan material logam, dan
Klas E : kebakaran dari minyak masak dan lemak.

Urgency menentukan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi ini tidak lain adalah untuk menentukan media pemadam yang digunakan dalam pemadam api portable agar dapat digunakan secara efektif.

Menentukan hazard occupancy atau potenisi bahaya pada peruntukan atau pemanfaatan area yang akan diproteksi

Terdapat 3 jenis klasifikasi fire hazard, antara lain :
Light (low) hazard, yaitu apabila area dimana jumlah bahan mudah terbakar kelas A termasuk finishing material-nya, dekorasi serta bahan lain-nya tersedia dalam jumlah kecil, sebagai contoh : kantor, ruang kelas, ruang kursus, guest room didalam hotel, dan lain-lain.

Ordinary hazard, yaitu apabila suatu area memiliki jumlah bahan mudah terbakar kelas A dan kelas B jauh lebih banyak dari ketentuan dalam klasifikasi light hazard, misalnya : ruang makan, toko, ruang penelitian ilmiah, dan lain-lain.

Extra (high) hazard, yaitu apabila yaitu apabila suatu area memiliki jumlah bahan mudah terbakar kelas A dan kelas B jauh lebih banyak dari ketentuan dalam klasifikasi ordinary hazard, misalnya : bagian dapur dari rumah makan atau restoran, toko kayu atau furniture, bengkel, dan lain-lain.


Mengetahui luas area yang akan diproteksi
Luas area yang akan diproteksi dapat dihitung dari project drawing atau shop drawing dari bangunan gedung tersebut. Dari luas area tersebut kita dapat menentukan jumlah kebutuhan alat pemadam api portable untuk memproteksi area tersebut.


Menentukan rating dan menghitung kebutuhan alat pemadam api portable untuk area yang akan diproteksi
Setelah mendapatkan data-data diatas, maka kita dapat menentukan rating dan menghitung kebutuhan alat pemadam api portable untuk area yang akan diproteksi.
Ketentuan mengenai minimum rating alat pemadam api portable untuk suatu hazard occupancy, maksimum luas area yang diproteksi serta jangkauan maksimum (travel distance) untuk menjangkau alat pemadam api portable ini dapat dilihat pada table 3-2.1 (untuk klasifikasi bahaya kebakaran kelas A) dan table 3-3.1 (untuk klasifikasi bahaya kebakaran kelas B) pada NFPA 10, Standard for Portable Extinguisher.




click pada gambar untuk memperbesar



Setelah itu, kebutuhan alat pemadam api portable bisa dihitung dengan rumus berikut :

En = Ta / (Ma.Er)
Dimana:
En : Extinguisher need (jumlah alat pemadam api portable yang dibutuhkan)
Ta : Total area
Ma : Maximum area untuk Single extinguisher
Er : Minimum extinguisher rate


Contoh :
Luas area : 50.000 SQft
Hazard type : Ordinary Hazard
Berapa FE yang dibutuhkan ??
Jawab :
Minimum FE rate requirement untuk “ordinary hazard : 2A
Maksimal area untuk single extinguisher / single unit A = 1500 Sqft
Maka;
En = Ta / (Ma.Er)
En = 50.000 / (1500.2)
= 50.000 / 3000
= 16.6 atau 17 unit extinguisher dengan rating 2A

Karena pemilihan portable extinguisher yang multi purpose atau bisa menangani lebih dari satu kelas kebakaran sangat dianjurkan, maka kita dapat menyandingkan rating 2A tersebut dengan kelas yang setara, yaitu 10B:C. maka dapat disimpulkan, untuk bangunan tersebut membutuhkan 17 unit portable extinguisher dengan rating 2A10B:C.

Nah.. sekarang kita dapat menentukkan rating dan jumlah kebutuhan alat pemadam api portable yang dibutuhkan suatu bangunan gedung, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis extinguishing agent serta kapasitas alat pemadam api portable yang sesuai dengan rating dan klasifikasi kebakaran pada area tersebut. Yang perlu diingat bahwa prinsip pemilihan alat pemadam api portable, antara lain :
1. Efektifitas dari alat pemadam api portable untuk memadamkan api dengan klasifikasi yang sesuai, serta;
2. Kemudahan dalam penggunaannya (berkaitan dengan volume atau kapasitas).

Untuk hal ini, table A-2-1 dari NFPA 10 dapat digunakan sebagai pedoman


click pada gambar untuk memperbesar



Masih berkaitan dengan contoh pertama, dimana bangunan dengan luas area 50.000 SQft, membutuhkan 17 unit portable extinguisher dengan rating 2A 10B:C, maka alat pemadam api yang cocok dengan rating tersebut adalah Dry powder (ammonium sulfate) type storage pressure / cartridge dengan berat antara 1 – 17 Lb atau antara 0.454Kg s/d 7.718Kg. Apabila rata-rata bangunan tersebut dihuni oleh wanita, maka penggunaan alat pemadam api portable dengan kapasitas dibawah 5 Kg akan lebih efektif untuk dipasang, karena pertimbangan lebih mudah digunakan.

Kebakaran akan menciptakan kondisi strees dan kepanikan. Namun agar kebakaran besar dapat dihindari, maka penghuni dituntut untuk mampu memilih alat pemadam api portable yang sesuai dengan klasifikasi kebakaran dengan cepat dan benar dibawah tekanan yang diciptakan oleh kondisi tersebut. Berikut beberapa tips yang akan sangat membantu memperkecil kesalahan dalam pemilihan jenis portable extinguisher serta serta mempercepat response time penanggulangan kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api portable, antara lain :
1. Tempatkan alat pemadam api portable berdekatan dengan sumber bahaya yang mungkin memicu timbulnya kebakaran;
2. Pilih alat pemadam api portable yang mampu menangani lebih dari satu jenis klasifikasi kebakaran (klas A,B,C lebih banyak disarankan karena sangat multi-purpose)
3. Tandai alat pemadam api portable dengan jelas berikut panduan penggunaannya
4. Berilah pelatihan kepada penghuni secara teratur sehingga mereka bisa terbiasa menggunakan dan memilih alat pemadam api portable secara cepat dan benar.


Distribusi atau penempatan alat pemadam api portable

Prinsip penempatan alat pemadam api portable:
1. Sesuai dengan hazard occupancy area yang diproteksi
2. Tidak terhalang dan mudah dilihat
3. Berdekatan dengan pintu keluar atau pintu masuk
4. Penempatan pada dinding atau ditempatkan didalam box khusus dengan jarak 4” s/d 48” atau 10 cm s/d 1,2 meter dari permukaan lantai
5. Jarak maksimum dari titik terluar area yang diproteksi ke lokasi penempatan alat pemadam api portable (travel distance) tidak lebih 75ft atau 22,86 meter

Saturday, August 11, 2012

PENYEDIA APAR ALAT PEMADAM API RINGAN



AGEN / RESELLER / DISTRIBUTOR APAR / RACUN API / ALAT PEMADAM API KEBAKARAN / ALAT PROTEKSI KEBAKARAN / APAR / FIRE EXTHINGUISHERS / TABUNG ALAT PEMADAM API

Harga:
Negotiable
Cara Pembayaran:
Transfer Bank (T/T), Tunai
Kemas & Pengiriman:
Kardus
Keterangan:
- FIRE EXTHINGUISHER
Alat pemadam api yang kami sediakan Adalah : Alat Pemadam Api ( Fire Exthinguisher yang sangat cepat memadamkan api karena menggunakan bahan racun api yang bermutu tinggi dengan kadar 75% .
Alat Pemadam Api kami telah teruji secara Teknis dilapangan terbukti bahwa kemampuannya dalam mengatasi berbagai jenis kebakaran Klas A, B, C, D dan E serta kini telah memperoleh pengukuhan Standart International, atas kwalitas export serta mampu memproduksi dalam jumlah yang berjuta produk export.
Alat pemadam api kami telah dirancang dan dibuat di Indonesia dibawah pengawasan produksi yang ketat dan selalu mengutamakan kwalitas prima standart international.
Nama perusahaan kami adalah : CV.  CAHAYA DUA PUTRA
No. Tlp : 081384191371,
Yang berkedudukan di Jakarta Timur

Alat Pemadam Api kami terdiri dari dua macam type yaitu :
1. Type Portable
Kapasitas / Ukuran mulai : 1 kg, 2, 5 kg, 3, 5 kg, 4, 5 kg, 5 kg, 6 kg , 9 kg dan 12 kg.
2. Type Trolly ( Pakai Roda)
Kapasitas / Ukuran mulai : 20 kg, 25 Kg , 50 kg, 68 kg, 70 kg 80 kg, dan 120 kg

Alat Pemadam Api  kami  mempunyai Beberapa Bahan Racun api :
1. ABC Dry Chemical Powder ( serbuk kimia kering racun api )
Digunakan untuk multi purpose kelas kebaran A, B, C, dan D
2. Halon Free ( HCF-21)
HCF-21 merupakan bahan kimia berupa gas cair yang tidak berwarna, bersih, tidak meninggalkan bekas, serta efektif.sehingga cocok digunakan untuk melindungi barang-barang elektronik serta kebakaran akibat listrik.
3. Carbon Dioxide ( Co2)
CO2 adalah bahan kimia dengan daya pemadaman yang efektif dan bersih.Gas CO2 sangat cocok digunakan untuk cairan yang mudah terbakar dan bahaya kebakaran yang disebabkan oleh listrik serta peralatan elektronik.
4. Foam Liquid / Super Busa / AFFF
Adalah busa mekanik yang sangat ampuh untuk kebakaran yang disebabkan oleh benda padat serta barang cair seperti ( Bensin, Tiner, Oli, Dll) . Karena busanya bisa membentuk lapisan semacam film yang menutup permukaan sekaligus mendinginkan obyek yang terbakar serta untuk menghindari api yang dapat menyala kembali sehingga kebakaran dengan cepat dan mudah diatasi.

Alat Pemadam Api kami juga mampu mengatasi segala macam jenis kebakaran dan telah resmi legalitas lengkap (Sertifikat Berbagai Instansi Termasuk dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta)  

Alat Pemadam Api yang kami jual adalah Alat Pemadam yang  berkwalitas karena bukan hanya janji tapi juga bukti, sudah banyak kalangan Industri , Pabrikan, Instansi Pemerintah, SPBU, Toko , Rumah Makan , Apotek mengunakan alat pemadam api praktis dan tahan lama masa kadaluarsanya sehingga aman dan terpercaya.

KAMI BERI ANDA JAMINAN KEAMANAN PROTEKSI KEBAKARAN YANG AMPUH

Monday, August 6, 2012

Untuk para Komandan Lapangan, Kepala Peleton, Kepala Regu dan petugas Pemadam Kebakaran

Mencegah Keadaan darurat di tempat kebakaran

Petugas Pemadam Kebakaran dapat membantu mencegah situasi darurat dengan berfokus pada enam kategori:

1. Mempertahankan Kesadaran Situasional
2. Penilaian Bahaya dan Identifikasi (pra-perencanaan) pre Size-Up
3. Penilaian situasi dalam Insiden Size-Up
4. Manajemen SCBA
5. Mempertahankan Tingkat Kebugaran
6. Memahami Operasi Pertahanan


Kesadaran situasional

Kesadaran Situasional (SA) didefinisikan sebagai mengawasi bagaimana tindakan Anda dapat berdampak pada tujuan operasional secara keseluruhan dan tujuan selama insiden, baik selama waktu tindakan Anda akan terjadi dan dalam waktu melanjutkan.

Kurangnya kesadaran situasional secara konsisten merupakan faktor tertinggi Kesalahan  Laporan.



"Untuk komandan lapangan, fire Offiser atau petugas pemadam kebakaran, harus mengetahui apa yang terjadi di sekitar Anda, dan memahami situasi sangatlah penting untuk stabilisasi insiden dan mitigasi dan juga sangat penting dalam hal keselamatan personil. "
Christopher Naum
Buildingsonfire.com

Perencanaan/Pre Size-Up

#  Pre Size-Up/Pra-rencana memungkinkan anggota untuk memahami dan mengidentifikasi bahaya di lokasi yang                  sebelum  mereka menanggapi keadaan darurat.

#  Pra-rencana harus diselesaikan secara obyektif, konsisten dan akurat.

#  Mendokumentasikan rencana dalam database diakses lalu menjamin akses mudah oleh seluruh anggota.

#  Setiap rencana harus di tinjau setiap saat untuk dilakukan validitas dan reliabilitas dan harus diketahui semua petugas.

Size-up dalam Insiden merupakan langkah penting yang harus  dilakukan ketika unit datang di TKP dan terus menerus dievaluasi  selama insiden.

Cari Informasi sebanyak-banyaknya tentang , risiko, bahaya, volume kebakaran, rambatan api (konduksi, radiasi dan konveksi), lokasi korban, dan resiko bahaya yang akan muncul. itu semua dilakukan dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi operasional pemadaman dan keselamatan petugas.


Penilaian Bahaya suatu insiden/Size-Up

 Sebuah penilaian bahaya pada insiden adalah langkah penting  yang perlu dilakukan ketika unit datang di TKP dan dilakukan terus menerus di setiap insiden.

Informasi yang harus dicari adalah, risiko, bahaya, volume api, lokasi korban, dan tata letak umum dari struktur dapat sangat meningkatkan efisiensi operasional dan keselamatan.


Semua anggota (kru) harus mencari informasi  sendiri tentang penilaian bahaya dan apa yang di pikir sangat penting untuk mempertahankan keamanan di area yang bahaya setiap saat.

Manajemen SCBA


Peralatan SCBA adalah APD untuk keselamatan petugas sendiri.

Sangat penting untuk memahami tingkat konsumsi individu dan keterbatasan SCBA yang dipakai.

Setelah alarm tekanan udara rendah Anda aktif, saatnya untuk keluar dari area bahaya.

Jangan terus beroperasi sementara  alarm tekanan udara rendah telah berbunyi


Mempertahankan tingkat Kebugaran untuk Survival

Pemadaman kebakaran secara umum adalah pekerjaan yang sangat menuntut, baik secara fisik maupun mental.

Pemadam kebakaran perlu latihan secara teratur untuk beroperasi dengan cara yang aman dan efisien.

Pada tahun 2010, 60% kematian pemadam kebakaran disebabkan oleh serangan jantung atau stroke (USFA).
.

 Latihan yang terencana dan pola makan yang baik harus dikembangkan dan diterapkan untuk keamanan Anda sendiri.

Pemeriksaan kesehatan wajib setiap tahun .

Pemeriksaan kesehatan merupakan kunci untuk identifikasi awal dan intervensi dari kondisi medis  dan telah diakreditasi dalam menyelamatkan nyawa buat petugas pemadam kebakaran.


 Operasi Pertahanan

Komandan lapangan harus memiliki jiwa kepemimpinan yang berani  dalam   operasi pertahanan karena di TKP keadaan sering kali cepat berubah kepada keadaan yang lebih buruk dan membahayakan petugas pemadam kebakaran.

Pastikan semua personil yang berada di luar struktur dan di dalam struktur, sebelum operasi berlangsung telah  mendapat arahan dari komandan lapangan

Menjaga kesolitan team dalam setiap operasi.

Pastikan kesolitan team sebelum memasuki area berbahaya.



Diskusikan hal-hal berikut
1. Pertimbangkan ukuran area dalam kaitannya dengan kondisi asap dan api
ketepatan manajemen / akuntabilitas
2. Kapan menyatakan keadaan darurat? 

a. Ketika salah satu personil          mengalami insiden
b. APD terdapat masalah
c. Ada  perubahan yang cepat di dalam TKP misalnya : flashover, flashfire atau ledakan.
3. Bisakah pra-rencana  dapat mencegah kesalahan atau kegagalan?
Kapan sebaiknya Anda beralih ke operasi pertahanan?


Semua harus dicermati dan direncanakan dengan baik dan matang


Tuesday, January 3, 2012

KIAT MENCEGAH TERJADI KEBAKARAN DI RUMAH


KIAT-KIAT MENCEGAH TERJADI 

KEBAKARAN

Api bisa  menjadi kawan maupun menjadi lawan. Ungkapan Ini yang sering sekali dikatakan orang, padahal tidak selamanya itu benar, jika api kecil namun merugikan dan membahayakan maka itu sudah di kategorikan lawan, namun jika api besar dapat dikendalikan dan bermanfaat maka api itu sudah teman  itulah Sang Api. kalau menjadi kawan tentu tidak apa-apa, tapi kalo menjadi lawan inilah yang menjadi masalah bagi kita. Banyaknya kasus kebakaran terjadi karena faktor kelalaian dari manusia, maka dari itu kita harus bisa sedini mungkin untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Ada beberapa cara untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran sehingga tidak menjadi lebih besar. Simak tips di bawah ini:

- Pada saat mati lampu, sebisa mungkin hindari menggunakan lilin dan lampu minyak, tapi sebaiknya menggunakan lampu otomatis atau penerangan dari baterai, namun apabila tidak ada pilihan lain, jauhkan lilin atau lampu minyak dari benda yang mudah terbakar seperti kertas, gorden, seprei, kain, atau benda lainnya. jika terpaksa harus menggunakan lilin maka harus diberi alas besar untuk lilin/lampu bila terjatuh tidak membakar sekitarnya.

- Berikan juga pengarahan pada anak-anak mengenai benda-benda yang dapat memicu terjadinya kebakaran, seperti korek api, kembang api dan petasan. Berikan pengawasan lebih jika mereka bermain kembang api dan petasan.

- Untuk rumah, sebaiknya selalu merawat dan menggunakan instalasi listrik dengan tepat. Usahakan jangan sampai terjadi kelebihan beban pada kabel dalam satu titik, karena ini bisa memicu panas pada kabel dan menyebabkan kabel mudah terbakar.

- Lengkapi juga rumah anda dengan alat pemadam api yang mudah digunakan, dan jangan lupa untuk membaca petunjuk dan cara penggunaannya.

- Apabila terjadi kebakaran, jangan panik, evakuasi semua orang untuk keluar, dan gunakan alat pemadam api untuk mencegah membesarnya api.


Semoga tips diatas bisa bermanfaat untuk kita semua.

Monday, January 2, 2012

Penanganan korban dalam keadaan darurat

 PENANGANAN KORBAN DALAM KEADAAN DARURAT

Malapetaka adalah suatu bencana yang ditimbulkan oleh manusia atau alam dan dapat menimpa siapa saja. Kita sebagai manusia tentu akan melakukan suatu usaha agar dapat membantu, paling tidak dapat mengurangi penderitaannya.
Macam bencana ada 2 :
1. Bencana yang ditimbulkan oleh manusia seperti perang, kecelakaan pesawat, motor, dan lain sebagainya
2. Bencana yang ditimbulkan oleh alam seperti banjir, gempa bumi, topan dan lain sebagainya

Tahap – tahap pertolongan pada Keadaan Gawat Darurat :
1. Meminta pertolongan
a. Amankan penderita
b. Hubungi ambulans dengan menelpon 118
c. Tertibkan masyarakat
d. Lakukan prosedur gawat darurat
2. Melakukan resusitasi
Pertolongan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi jantung yang terganggu guna kelangsungan hidup
3. Menghentikan pendarahan
Caranya :
a. Menekan dengan jari tangan
Dilakukan pada pembuluh darah yang dekat pada permukaan kulit, contoh : Arteri temporalis superfisialis, arteri fasialis, arteri subclavia, arteri carotis komunis, arteri brachialis, arteri femoralis
b. Penekanan dengan kain bersih / sapu tangan pada luka
Letakkan bagian yang bersih langsung diatas luka dan tekanlah
c. Balut tekan
Luka ditutup kasa steril kemudian dibalut diatasnya, letakkan benda keras kemudian diperban sehingga dapat menahan dan perdarahan dapat terhenti
d. Torniket (hanya pada keadaan anggota badan terputus
Tutup ujung tungkai yang terputus dengan kain bersih dan bagian yang terputus dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berisi es
4. Memasang bidai dan pembalut
5. Transportasi
Tingkatan Pertolongan
1. Prioritas Pertama
Semua luka yang mengenai saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan pada pernafasan, semua luka yang mengeluarkan pancaran darah atau syok karena pendarahan hebat
2. Prioritas Kedua
Luka tusuk perut, kerusakan pembuluh darah atau cedera kepala tertutup dengan kesadaran yang terus menurun
3. Prioritas Ketiga
Cedera tulang punggung yang memerlukan dekompresi, cedera lutut, cedera mata, dan lain sebagainya
Beberapa cara pertolongan yang harus dilakukan pada keadaan tertentu :
A. Kesulitan Bernafas (Respiratory Distress)
  • Tidak bernafas
Pasien yang tidak bernafas perlu segera diberi pernafasan buatan dari mulut ke mulut. Bila gagal, kemungkinan ada sumbatan pada saluran pernafasan, usahakan mengeluarkannya.
  • Pernafasan tidak cukup
Kekurangan pernafasan bisa sangat tersamar, sehingga sulit diketahui. Keracunan makanan dengan kuman botulisma, penyakit guillan-Barre, keracunan antikolin esterase menyebabkan kelumpuhan otot pernafasan untuk sementara waktu saja. Penyakit miastenia gravis menyebabkan kelumpuhan otot pernafasan juga, tetapi bila cepat diberi suntikan prostigmin, dapat mengembalikan pekerjaan otot yang lumpuh itu. Apabila suntikan tidak bereaksi, perlu segera dilakukan intubasi, agar tidak terjadi pneumonia aspirasi atau infeksi paru – paru secara tidak langsung. Dan bila intubasi belum juga dapat mengembangkan paru – paru dengan memuaskan, maka perlu dilakukan segera pernafasan dengan mesin paru – paru (mechanical ventilators)
  • Sumbatan saluran pernafasan
Setiap pasien yang mengalami gangguan pernafasan harus dipikirkan tentang kemungkinan terjadinya sumbatan pada saluran pernafasan
  • Sumbatan pada saluran pernafasan bagian atas
Hal-hal yang sering menyebabkan sumbatan pada saluran pernafasan bagian atas adalah spasme pada laring, edema atau kelumpuhan laring, trauma trakea, atau kemasukkan benda asing ke dalam tenggorokan. Penanganan obstruksi saluran pernafasan adalah trakeotomi, intubasi endotrakeal, atau mengeluarkan benda asing melalui bronkoskopi
  • Sumbatan mendadak pada Bronki dan Bronkioli
Adanya sumbatan pada bronki dan bronkioli dapat didengar dengan stetoskop, yaitu terdengar ekspirasi pernafasan bertambah lama dan berisik seperti halnya pada asma
  • Pneumotoraks
Adanya pneumotoraks pentil (tension pneumothoraks), penting sekali untuk segera diketahui karena bila udara berada di antara dinding paru – paru dan dinding dada (rongga pleura) tidak segera dikeluarkan, dapat sangat membahayakan jiwa pasien. Pneumotoraks dapat juga terjadi selama dilakukan bronkoskopi, torakosentesis, atau pada pasien yang mendapat pernafasan buatan dengan mesin. Pengobatan tension pneumotoraks adalah melakukan aspirasi (penyedotan) udara dengan torakosentesis
  • Edema paru – paru akut
Adanya edema paru – paru akur mudah diketahui yaitu gejala dispne, takipnea, dan batuk dengan banyak riak. Pada pasien yang disertai penyakit jantung, sputumnya tampak berwarna merah darah. Periksalah denyut nadi, tekanan darah, suhu badan, dan frekuensi pernafasan karena adanya penyakit tekanan darah tinggi, infeksi dan aritmia paroksismal akan mempermudah terjadinya edema paru - paru
  • Sumbatan pada arteri pulmonaria
1) Emboli akut pada arteri pulmonaria
Terkadang emboli pada arteri pulmonaria dapat menimbulkan keadaan gawat darurat dengan gejala syok, sianosis dan kegagalan jantung
2) Kesulitan pernafasan bukan dari paru – paru
Dapat disebabkan oleh asidosis. Asisdosis dapat menyebabkan takipnea dan kussmaul, karena itu asidosis harus segera diperbaiki.
B. Syok
Adalah suatu keadaan yang ditandai dengan tidak cukupnya perfusi darah ke dalam jaringan.
Gejala :
1) Tekanan darah di dalam arteri menurun terutama terlihat pada arteri radialis di pergelangan tangan dan arteri karotis di leher
2) Anggota gerak, terutama jari – jari kaki dan tangan terasa dingin, lembab, dan membiru
3) Gangguan kesadaran sebagai akibat jaringan otak yang kekurangan darah adalah berupa gelisah, mengantuk sampai pingsan
4) Urine berkurang akibat kekurangan darah pada ginjal
5) Terjadi tatikardi dan hiperpnea
6) Tekanan sistolik di bawah 90 mmHg dan diastolik di bawah 60 mmHg
Sebab dan akibat syok :
1) Jumlah darah yang beredar kurang (syok hipovolemi)
a. Kehilangan darah, akibatnya darah yang kembali ke jantung berkurang, sehingga darah yang beredar berkurang juga. Pengobatannya ; beri transfusi darah lengkap
b. Kehilangan plasma, contoh pada luka bakar derajat ketiga, dermatitis yang luas. Pengobatannya ; beri infus plasma manusia atau plasma expander, sampai denyut nadi menjadi kuat kembali
c. Kehilangan cairan elektrolit, terjadi karena muntah terus – menerus, buang – buang air. Pengobatannya ; beri segera minum air yang dicampur garam dan gula (oralit)
2) Pengeluaran darah dari jantung (cardiac output) berkurang
a. Tamponade pericardium
Pembungkus jantung berisi cairan. Cairan ini mendesak jantung sehingga mengurangi isi jantung dan mengganggu denyut jantung. Gejala ; Peningkatan tekanan darah vena dan menyempitnya jarak tekanan sistolik dan diastolik
b. Penyakit miocardium (otot jantung)
Jantung tidak dapat menguncup dengan baik, sehingga pengeluaran isi sekuncup pun berkurang. Gejala ; Bunyi jantung seperti derap kaki kuda, perubahan pada EKG dan sakit pada dada
c. Penyakit katup jantung
Pada stenosis (penyempitan) katup darah tidak dapat dipompakan habis keluar. Jantung akan berusaha memenuhi kebutuhan badan dengan mempercepat denyut atau memperkuat pemompaan. Kalau jantung tidak mampu lagi, darah dari jantung akan berkurang. Pada kelemahan (insufisiensi) katup, darah yang dipompakan akan kembali ke dalam jantung
d. Emboli paru – paru
Emboli paru – paru mengganggu kembalinya darah vena ke atrium kiri, sehingga pengeluaran darah dari ventrikel kiri berkurang. Adanya emboli paru – paru akan menimbulkan takipnea, sianosis, dan bendungan pada pembuluh darah vena, terutama pada vena jugularis di leher
e. Gangguan metabolisme
Gangguan metabolisme menimbulkan asidosis, alkalosis, atau hipotensi sehingga menyebabkan otot jantung tidak dapat berkontraksi dengan baik. Adanya gangguan metabolisme dapat dilihat dari timbulnya pernafasan Kussmaul, Sianosis dan penyakit paru – paru kronis
3) Hipotensi neurogen
a. Anafilaksis
Sebagai akibat dari reaksi antigen-antibodi, tekanan arteriol perifer menurun
b. Refleks vagal
Sebagai akibat tindakan perawatan atau perasaan nyeri di dalam perut, maka timbul refleks nervus vagus yang mengakibatkan timbulnya bradikardi dan menurunnya tahanan arteriol
c. Farmakologis
Terjadi blokade susunan saraf otonom sehingga tahanan arteriol menurun
d. Obat sedativa berlebihan
Dosis sedative berlebihan menyebabkan peredaran darah vena mengurang, sehingga menimbulkan stupor dan koma
4) Gabungan dari ketiga itu
a. Perforasi alat – alat dalam badan
Pada perforasi alat dalam terjadi pengurangan isi darah yang beredar dan tahanan arteriol yang menurun karena terjadi pendarahan dan perasaan nyeri yang hebat.
Gejala : Dinding perut kaku dan nyeri bila ditekan
Pengobatannya : Bila ada gejala hipovolemi, diberi infus garam fisiologis (isotonis) lalu dilakukan pembedahan untuk menutup perforasi yang terjadi
b. Septikima
Pada septikimia terjadi gangguan pengambilan oksigen dari paru – paru, gangguan pada isi sekuncup jantung maupun tahanan pembuluh darah perifer
Gejala : Kesadaran menurun, menggigil, dan demam
Pengobatannya : Beri antibiotika yang mempunyai spektrum luas. Bila ada tanda – tanda hipovolemi, berilah infus cairan garam fisiologis
C. Koma dan Gangguan Kesadaran
Banyak hal yang dapat menimbulkan koma atau gangguan kesadaran, misalnya terlalu banyak minum – minuman yang mengandung alkohol, epilepsi, perdarahan intrakranial, dan lain sebagainya
Pengobatannya :
1. Periksa apakah pernafasan dan peredaran darahnya baik. Bila terjadi gangguan, berilah infus fisiologis dan oksigen
2. Buatlah anamnesis dari keluarganya untuk mengetahui kemungkinan sebab koma atau gangguan kesadaran itu. Apakah ada trauma yang menyebabkan perdarahan epidural atau subdural hematoma
3. Konsultasikan segera ke dokter
D. Nyeri Abdomen Akut
Penyakit yang dapat menimbulkan nyeri akut adalah :
1. Peradangan setempat
a. Apendisitis akut
b. Kolesistitis akut
2. Perforasi yang menimbulkan peritonitis
a. Ruptura esofagus
b. Perforasi lambung, duodenum, usus halus, kandung empedu, dan kandung kemih
c. Peritonitis karena zat kimia atau bakteri
3. Obstruksi (sumbatan) usus
a. Hernia
b. Volvulus
c. Invaginasi
d. Ileus batu empedu
4. Penyakit vaskular
a. Emboli arteri mesenteri
b. Aneurisma aorta abdominalis yang pecah atau terlalu mengembang
5. Perdarahan intraperitoneum
a. Limpa pecah
b. Aneurisma
c. Kehamilan ektopik yang terganggu
6. Perdarahan retroperitoneum
a. Laserasi (robekan) ginjal
b. Patah tulang punggung
7. Torsio strangulasi (terpelintir)
a. Tumor ovarium yang terpelintir
b. Omentum terpelintir
c. Testis yang belum turun terpelintir
Pertolongan :
Nyeri abdomen akut ini suatu keadaan yang harus cepat diketahui penyebabnya dan secepatnya diatasi dahulu rasa sakitnya dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat agar dapat mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat dalam waktu singkat sehingga korban terselamatkan